Minggu, 25 November 2012

Pada Pusaramu





Pada Pusaramu


Pada pusara birumu
Aku duduk dan mengusap namamu
Jelang waktu telah tertinggal
Di tanah merah yang membatu

Belasan tahun telah terkubur
kegagahan jiwa dan kebesaran hatimu
merajut kasih dan cinta yang telah kau sebarkan
pada keenam buah hatimu

pada pusara birumu
ada tangis yang tertahan
mengisak pada dada
mengurainya dalam hati

bilamana kenangan bersamamu
kuuraikan dalam syair dan cerita
merangkainya menjadi indah
adakah engkau melihatku?

pada pusara birumu
tanah membatu kugemburkan dengan jemari
sama ketika kau lunakakn hatiku
dengan cinta kasihmu

pada pusara birumu
satu persatu  aku menyekanya dengan jemari
menghapus kotoran di pusaramu
tiada bedanya saat kau hapus luka di hatiku

pada pusara birumu
kumenapak jejak
untuk kembali melihatmu
walau telah membatu

pada pusara birumu
kutitip kata cinta dan sayang
yang tak mampu kuucap saat nafasmu masih bersamaku
kerasmu mendidikku bukan karena benci
namun menempah hidupku bagai baja

saat kayuh sepeda tuamu berderit
ku mencoba menggantikan posisimu
mengayuhnya di terik mentari
merasakan panas dan dingin di kala hujan

pada pusara birumu
ada tangis diam dalam jiwaku
karena kau pergi sebelum bahagia ku beri
hanya secuil rasa yang kau rasakan

pada pusara birumu
ada kata yang terpatri
yang akan menjadi motifasi diri
semangat juangmu membesarkan keenam anakmu

akanku jadikan pegangan hidupku
yang akan selalu mengukir namamu 
di setiap syairku
I LOV YOU PAPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar