Minggu, 25 November 2012

Guratan Lelah di Wajahmu



GURATAN LELAH DI WAJAHMU


Mam, saat mataku tertuju pada raut wajahmu ada rasa yang menggetarkan jiwa
membuat mata ini tak mampu berkedip terhempas pada bianglala kehidupan
Mam, guratan keletihan itu jelas terlihat, lelah, derita, duka, dan lukamu
saat nafas akhir yang kau hembuskan menyebarkan aroma 

Mam, dalam pelukku nafasmu tersengal, dalam pangkuanku kau menangis
Bercerita derita kehidupanmu yang tak satu pun tahu
Mam, bolamatamu yang bening bercerita tentang kejujuran hati
Dari kulitmu yang mengeriput bercerita tentang derita

Kau ajarkan aku akan kasih sayang, berikan aku arti sebuah kejujuran
Kau lukiskan kehidupan yang mestiku jalani hingga aku mampu menapakan kaki
Dunia itu kejam nak, itu katamu
Dunia itu pun terkadang penyayang jika kau mampu membagi rasa kasih sayang

Mam, tatapanmu penuh cinta, diammu penuh arti
Tiada yang dapat mengartikan senyum yang kau tebarkan
Yang kutahu hanya ketulusan hatimu melekat di jiwaku keikhlasan
Beribu duri kau tancapkan dipundakku agar kumampu memikul beban ini

Mam,  saat kau terkulai tiada daya menghempaskan tubuhku pada rasa sesal berkepanjangan
Bertanya tanpa ada jawaban saat kau berlalu tanpa pamit padaku
Dibawah tangga bandara saksi bisu cerita dukaku saat khabar itu menembus telinga
Tubuhku serasa mengambang pada permukaan lautan tak mampu bergeming dan berkata

Pelukan kekar tangan cintaku tak mampu menompang duka
Jeritan kecil yang tertahan serasa mencekik leher
Bisikan cintaku berkata, "Ingat anak yang kau bawa"
Seketika bangkit dan memeluk anakku

Menangis, menangis dan menangis, melepaskan sesak didada
Mengapa Kau ambil dia, di saat dia tak dipangkuanku
Mengapa Kau pisahkan aku disaat aku masih ingin menyayanginnya
Ternyata kecintaanku terkalahkan dengan kecintaanMu

Deru pesawat tak terhiraukan, lajunya mobil pun tak kudengarkan
Yang ada hanya ingin segera bersama, memeluk dan menciummu
Satu langkah kaki mendekati tubuh yang terbujur kaku
Memelukmu dalam diamku, bertahan ntuk tak menangis

Dari kepala hingga ujung kaki tak sejengkal pun kutinggalkan
Hingga kain kafan putih membungkusmu
Diusung membawamu kerumah tanpa jendela
Semua tinggal kenangan, kenangan yang indah bersamamu

Mama sayang, mama tercinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar