By: Bunda Asni A. Sueb
Rabu, 30 Mei 2012
Minggu, 13 Mei 2012
AC Terbaik Untuk Kesehatan Keluarga
AC Terbaik Untuk
Kesehatan Keluarga
Kota Palembang terkenal
dengan suhu udara yang teramat panas. Membuat gerah dan terkadang menimbulkan suam-suam merah di tubuh. Apalagi
aku dan keluarga yang tinggal di Kompleks yang dekat dengan pengolahan minyak bumi.
Selama ini aku dan keluarga belum menemukan AC yang tepat untuk keluarga.
Selain memberikan kesejukan berharap AC bisa memberikan kesehatan kulit kepada
keluargaku.
Seorang sahabat suami,
bilang bahwa dia mempunyai AC LG model
LS. 0096AD6 dengan input 770W, phase 1, Voltase 220-240 V dan Frequensi 50Hj. yang
tidak terpakai lagi, Karena suami mengerti kondisi AC dan bisa memperbaikinya.
Memutuskan untuk mengambilnya dan memperbaikinya. Alhamdulillah kamar tidur anak perempuan sekarang ada AC
nya dan anak perempuanku merasa nyaman dan tidak gerah lagi. Walau itu AC
keluaran lama namun saat berada di dalam kamar merasakan kesegarannya, lama
tapi bunyinya masih halus banget.
Beberapa bulan kemudian
aku dan suami memutuskan untuk membeli AC LG yang sama. Sesampai di toko barang
elektronik, subhanallah produk AC LG telah berkembang sedemikian rupa. Ternyata
LG mengadakan terobosan-terobosan baru yang bukan hanya sekedar sebagai
pendingin ruangan. Aku dan suami melihat produk AC LG yang memiliki keunggulan
berbeda dengan AC lain yaitu menjaga kesehatan kulit bagi penggunanya. Mereka
bilang ini terobosan pertama yang LG keluarkan dan pertama pula di dunia dengan
nama “Deluxe Skin Care”
Sepengetahuan ku selama
ini AC membuat kulit kita kering, tidak mampu menjaga kelembaban kulit sehingga
kulit seperti bersisik dan pecah-pecah. Hasil dari perkembangan teknologi plasmater yang menghasilkan
ion negative dan positif dalam jumlah yang besar yang berakibat setiap orang
harus beradu dengan kualitas lingkungan yang buruk. Lima puluh empat triliyun
partikel ion. Banyak banget ya, ion
itu berguna untuk menstrilkan bakteri di udara dan zat-zat yang berbahaya
lainnya
Selain itu juga AC LG
tidak mebuat tagihan listrik membengkak, walau sebenarnya ruang lingkup tempat
kita tinggal nggak membayar listrik. Buat kapasitas ½ PK membutuhkan daya
listrik sebesar 310 watt, dan ¾ PK membutuhkan 540 watt. Hematkan nggak salah
deh kalau kita memilih AC makin dingin makin irit dan AC terbail buat kesehatan
keluarga. Apa sih yang tidak buat keluarga kita. Lebih baik kita menjaga
kesehatan dari pada harus mengobati maka segeralah untuk membeli AC LG terbaik
yang itu AC LG Skin Care Duluxe Inverter V.
Palembang, 130512
Palembang, 130512
Tulisan ini diikutkan pada MDMI BLOG CONTEST 2012
(http://www.makindinginmakinirit.com)
(http://www.makindinginmakinirit.com)
Jumat, 11 Mei 2012
PUISI 3 BAIT
Tirai Yang Terkuak
oleh Asni
Pagi ini menampar wajah,
membangunkan segala khayal yang selalu menyelimuti tubuh
Merah, marah, perih, sedih, nyeri
dan pilu sebuah kesempurnaankah?
Terkejut! ya aku terlalu lama
dalam buaian mimpi hingga tak menyadari satu cinta
Beribu kasih sayang yang selalu
mengelilingi hati dan jiwaku
Tenggelam! tidak aku bukan
menenggelamkan diri dari rasa yang ada
Berlarut dalam perih! bukan, aku
hanya ingin sendiri
Benci! tak pantas membenci
Dendam! bukan diriku
Bila berlarut dalam perih
hanya ingin meresapi
Jika sedih ini susah dihapus
karena terlalu lama berasa di dalamnya
Kau bilang "Kenapa kau tabur
kasih bila kau tak mampu menahan rasa"
Karena kasihku sebuah
kesederhanaan
Seperti rangkaian puisi yang
menjuntai dan terjalin
Bagai kata yang disusuni menjadi
sebuah paragraf
Menyatukan satu demi satu
kata
Yang terbaca dan mampu menggugah
rasa
Bila kau katakan aku rapuh ya
kerapuhan bagian dari diri
Kau katakan lemah ya
aku lemah
Cengeng ya semua berakhir dengan airmata
Tak mampu melawan hati, andai kau tahu rasa
Membiarkan
Langkah
Oleh
Asni Ahmad Sueb
Detik itu telah
berlalu, menit ini sudah kulalui, jam pun terlewatkan
Harihari bagai
aliran kehidupan terkadang nafas berhembus dan tak berhembus
Setiap tarikan itu bermana seperti ketika kita
samasama membelakangi wajah
melangkah satu demi satu langkah, berat tapi
itu adanya
Pada langkah sepuluh terhenti dan
berbalik menatap jauh, rasa itu tak bisa dibohongi
langkah kecil berubah larian menuju rindu peluk
tangis mewarnai hati...
Kembali membelakangi diri, hingga siluet
terpapar menutupi
menatap punggungmu, hingga menghilang dari
pandangan
bulirbulir ini kembali menggenang dan
membiarkannya mengalir diselasela pori wajah
berat! berat ketika harus berbalik
membelakangi sebuah rasa ini, tubuh lunglai tak berdaya nafas pun tersengal dada
pun semakin menghimpit berat ketika nyata harus dihadapi dalam satu tatapan rindu
ini tak pernah pupus
luasnya samudera, membentangnya gurun tak akan
mengubahnya
Kerinduan
berbisik dan memanggil dalam rindu
lelah telah mengalahkan segala
pada subuh menggulung kerinduan
membentang sajadah tiada daya menebar
sujud berhadir kristal diujung mata
Ya Rabb merindu_Mu
namun tak mampu pungkiri
ternyata rasa itu sama
membawa pada energi kehidupan salahkah?
Salakah bila rasa itu hadir dalam diri
dosakah bila aku merasakan semuanya
maaf bila aku tak mampu menepis rasa ini
Rabu, 09 Mei 2012
IMPIAN KASOGI
IMPIANKU KASOGI
By: Asni Ahmad Sueb
Pasti gagah kalau memakai sepatu itu!
Tomboyku pasti tambah greget!
Impian untuk memiliki sepatu itu, terus membayang dipelupuk mata. Saat mata tertuju di kaki seorang sahabat, warna hitam , ada lis putih dan merah, keren habis. Tapi itu hanya ada dalam angan-angan, tak mungkin mampu membelinya, harganya terlalu mahal untuk kantong keluargaku yang hanya seorang anak loper Koran . Namun aku tak dapat tidur, terus saja sepatu itu menari dipelupuk mata.
Sore itu sepulang sekolah, aku mencoba memasuki toko sepatu yang menjual sepatu dambaan. Lama mematung di estalase sepatu, berguman dalam hati, “Kapan dapat menggunakan sepatu itu? Mampukah untuk membelinya? Diam ku mengundang curiga salah seorang penjaga toko, dia mendekat dan berkata,”Kenapa mau beli ya, harganya Rp 60.000.” aku hanya menggeleng kepala sembari bilang,” Nggak uda, cuma mau lihat-lihat saja.” Sembari berlalu dari toko sepatu itu. Bagaimana caranya agar aku mendapatkan dan bisa memakainya ya? “Minta sama mama, rasanya tidak mungkin dengan kondisi keuangan yang pas-pasan, tapi aku harus bilang sama mama, kalau tidak aku bisa mati penasaran dengan sepatu itu,”
Sudah kebiasaan kalau menginginkan sesuatu, aku pasti mengerjakan pekerjaan di rumah, sebelum di perintah. Dan sore itu aku sudah membersihkan rumah, mengepel, mencuci baju serta menstrika pakaian. Sembari menunggu mama pulang dari kerja. “Jantungku berdegup, berdebar-debar! Ada rasa takut, takut di marahi! Takut dianggap anak yang nggak tahu diri,” aku harus berani mengungkapkan apa yang aku inginkan bagaimana pun caranya.
Aku mendekati mama sembari memijat pundaknya, belum sempat berkata, mama telah mendahului bertanya,”Ada apa? Cerita saja,” aku memberanikan diri buat cerita ke mama,”Ma, Aan mau beli sepatu yang lagi trend sekarang, harganya Rp 60.000,” ujarku serasa berbisik. Tiada jawaban dari mama, ah… alamat mama tak merestui aku untuk membeli sepatu dengan seharga beli beras untuk satu bulan. Aku harus melupakan keinginan untuk mempunyai sepatu itu.
Sepulang sekolah, aku di panggil mama, aku menyegerakan diri mendekati mama. Sudah menjadi kebiasaan kalau di panggil mama atau siapa saja, aku akan menyegerakan diri untuk mendekat walau terkadang aku lelah.”Ada apa ma,” nafasku masih tersengal-sengal, kecapean pulang sekolah jalan kaki. Suara lembut mama selalu membuat hatiku merasa tenang bila berada di dekat mama. “Mau beli sepatu,” ya ujarku dengan senyum mengembang. Sembari menyodorkan sekantong bahan kue, aku heran kenapa dikasih sekantong bahan kue bukan uang untuk membeli sepatu. Setelah mama menjelaskan panjang lebar, aku baru memahami, bahwa aku harus membuat kue dan di jual atau dititipkan ke warung-warung dan kantin sekolah. Demi sepatu yang aku idamkan apa pun itu harus aku jalani.
Setelah sholat subuh, aku memulai membuat kue untuk dititipkan ke warung-warung dan juga kantin sekolah. Aku tak menyangka, bahwa kue buatanku banyak yang menyukai. Setiap hari empat macam kue yang aku buat dan setiap hari kue yang aku buat harus berbeda-beda agar pembeli tak bason dengan kueku. Di awal menjalaninya memang terasa lelah dan capek namun semua tak pernah aku rasakan demi sebuah sepatu.
Tak terasa lima bulan sudah aku berjualan kue, dan sepertinya uang yang aku dapati cukup sudah untuk membeli sepatu yang aku idamkan, bahkan masih tersisa untuk aku tabung. Senang rasanya aku dapat membeli sepatu yang aku idamkan dari dulu, Hm …aku pasti gagah memakainya dan pasti ketomboyanku semakin ketara hehehe. Seneng rasanya.
Sepulang sekolah, aku menuju ke toko sepatu yang hanya satu-satunya menjual sepatu Kasogi idamanku. Sesampai di sana aku menuju estalase, dan memilih mana yang aku suka, tapi sayang, ternyata aku telat satu langkah sepatu yang aku idamkan telah berganti dengan sepatu lain yang lebih mahal dari sepatu Kasogi. Aku berlalu dari toko tersebut, dengan lesuh sembari menundukkan kepala. Kakiku terasa berat, ah terlambat keinginanku tak dapat terpenuhi. Sayup-sayup aku mendengar seseorang memanggil, kutoleh kebelakang, bukan kah itu penjaga toko sepatu tadi. Aku mendekat sembari berkata, “nggapo uda,” adik mau sepatu Kasogi itu ya, aku hanya menganggukan kepala dengan tak bersemangat. “Sepatu itu masih tersisa satu tapi sedikit cacat, kalau mau uda bisa memberikan diskon buat sepatu itu,”aku cepat-cepat menganggukan kepala, menyetujuinya, toh membeli sepatu yang mahal tadi uangku tak cukup. Walau sedikit cacat sepatu yang aku idamkan telah terpasang di kaki jenjangku.
Ternyata cacat sepatu itu tak terlihat setelah di kenakan. Alhamdulilah aku dapat meujudkan impian dengan hasil keringatku sendiri tanpa merepoti dan memberatkan kedua orang tuaku. Setelah aku renungi ada hikma yang bisa aku petik dari keinginan, menjual kue dan sepatu yang cacat. Dari semua itu aku diuji sebuah kesabaran, sabarkah aku untuk menggapai dan meujudkan sebuah impian, sanggupkah aku bekerja hingga lelah untuk meujudkan impian itu tanpa merepotkan dan memberatkan kedua orang tua, mengenai sepatu yang cacat, tak ada manusia yang sempurna pasti ada yang tak sempurna. Betapa pun kerasnya kehidupan itu mesti kita jalani. Apa yang orang tua beri bukanlah sebuah kebencian namun sebagai tanda cinta mereka. Mengajarkan kita untuk lebih mandiri, tak bergantung pada orang lain.
Hingga sekarang kenanganku untuk mendapatkan sepatu Kasogi itu masih tetep melekat dalam ingatan, dan terbawa hingga aku berkeluarga. Menginginkan sesuatu tak mesti dibeli segera apa lagi ada yang lebih dibutuhkan selain sebuah keinginan. Terima kasih papa dan mama, kalian telah mengajarkanku untuk lebih bersabar dalam menjalani kehidupan, tak bergantung dengan orang lain, lebih mandiri dan menjadi orang yang peka terhadap sekelilingnya.
Langganan:
Postingan (Atom)